MAKALAH DASAR BUDIDAYA TANAMAN
MEDIA TANAM
KELOMPOK 2 :
-
Intan
Widyaningrum
|
115040200111037
|
-
Rudolfo
Garcia H.
|
115040201111089
|
-
Dika
Chiqmatul Janah
|
115040201111090
|
-
Yurike
Pricilia P.
|
115040201111097
|
-
Rud
Biondy J.P
|
115040201111280
|
-
Anita
Novi Agustin
|
115040201111285
|
-
Riskyhanti
Octrivian
|
115040201111287
|
-
Affandi
Alam
|
115040201111291
|
Kelas F AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga
kami berhasil menyelesaikan makalah tentang MEDIA TANAM dengan tepat waktu.
Makalah ini kami susun guna
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen..
Diharapkan makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat memberikan informasi kepada kita tentang MEDIA TANAM.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini mulai dari awal hingga akhir. Semoga Tuhan senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin
Malang, 12 April 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Media tanam
dilakukan oleh para petani untuk memulai bercocok tanam sesuai dengan jenis
tanaman. Untuk media tanam harus disesuaikan dengan suhu dan kelembapan yang
sesuai pada daerah yang akan bercocok tanam.
Untuk
media tanam yang baik seharusnya dengan memperhatikan suhu dan kelembapan yang
cocok untuk tanaman tersebut.
1.2 Tujuan
-
Untuk mengetahui macam-macam media tanah
-
Untuk mendeskripsikan jenis-jenis tanah
-
Untuk mengetahui cara pengolahan tanah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Media tanam
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan
bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis
tanaman yang akan ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk
jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini
dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda.
Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar,
menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Media tanam secara umum di bag
menjadi dua yaitu :
-
Menggunakan
media tanah dan
-
Menggunakan
media bukan tanah
2.2 Menggunakan
media tanah
Tanah merupakan bahan lepas yang tersusun dari batuan yang telah
melapuk dan mineral lainnya dan juga bahan organik yang telah melapuk
yang menyelimuti sebagian besar permukaan bumi.
Manfaat tanah bagi tanaman
Atas dasar definisi ini maka tanah sebagai media tumbuh mempunyai empat
fungsi utama, yaitu :
1. Tempat
tumbuh dan berkembangnya perakaran yang mempunyai dua peran utama, yaitu :
a. Penyokong
tegak tumbuhnya trubus (bagian atas) tanaman
b. Sebagai
penyerap zat-zat yang dibutuhkan tetanaman
2. Penyedia
kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik
selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air, udara dan
unsur-unsur hara
3. Penyedia
kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang aktivitasnya supaya
berlangsung optimum, meliputi zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota
terutama mikroflora tanah seperti :
a. Zat-zat
pemacu tumbuh (hormone, vitamin dan asam-asam organic khas)
b. Antibiotik
dan toksin yang berfungsi sebagai anti hama-penyakit tanaman di dalam tanah dan
c.
Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam penyediaan kebutuhan primer
tersebut atau transformasi zat-zat toksik eksternal seperti pestisida dan
limbah industry berbahaya.
4. Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat
langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman
tersebut, maupun yang berdampak negative karena merupakan hama-penyakit
tanaman.
Fungsi-fungsi tanah yang sedemikian vitalnya dalam penyediaan bahan pangan,
papan dan sandang bagi manusia (juga bagi hewan) ini membawa konsekuensi bahwa
seorang ahli tanah tidak saja dituntut untuk berpengetahuan tantang tanah
sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, tetapi juga harus
memahami fungsi tanah sebagai pelindung tanaman dari serangan hama-penyakit dan
dampak negatif pestisida maupun limbah industri berbahaya.
Tanah menyediakan kebutuhan tanaman yaitu:
a.
Penyedia air
b.
Penyedia unsur hara
c.
Penyedia udara
d.
Tempat bertumpunya akar tanaman.
JENIS TANAH
Tanah adalah lapisan atas bumi yang merupakan campuran
dari pelapukan batuan dan jasad makhluk hidup yang telah mati dan
membusuk. Oleh pengaruh cuaca, jasad makhluk hidup tadi menjadi lapuk,
mineral-mineralnya terurai (terlepas), dan kemudian membentuk tanah yang subur.
Tanah juga disebut lithosfer (lith = batuan) karena dibentuk dari hasil pelapukan
batuan.
Tanah merupakan unsur kehidupan
yang paling penting. Tanpa tanah, tentu kita tak ada tempat berpijak. Tanah
memiliki banyak jenis karena perbedaan proses pembentukan dan unsur yang
terdapat di dalamnya juga berbeda. Berikut jenis-jenis tanah yang ada di
Indonesia.
a. Tanah Vulkanik
Tanah vulkanik adalah tanah hasil pelapukan abu
vulkanik dari gunung berapi. Tanah vulkanik dibagi menjadi dua.
1.
Regosol.
Tanah regosol berciri-ciri: berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning, dan
berbahan organik sedikit. Tanah ini cocok untuk tanaman palawija (seperti
jagung), tembakau, dan buah-buahan. Jenis tanah ini banyak terdapat di P.
Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara.
2.
Latosol.
Tanah latosol berciri-ciri: berwarna merah hingga kuning, kandungan bahan
organik sedang, dan bersifat asam. Tanah ini cocok untuk tanaman palawija,
padi, kelapa, karet, kopi, dll. Jenis tanah ini banyak terdapat di Sumatra
Utara, Sumatra Barat, Bali, Jawa, Minahasa, dan Papua.
Tanah
vulkanis
b. Tanah Organosol
Tanah organosol merupakan tanah hasil pelapukan
bahan-bahan organik. Biasanya bersifat subur. Tanah jenis ini dibagi dua juga,
yaitu:
1.
Tanah Humus,
merupakan tanah hasil pembusukan bahan-bahan organik dan bersifat sangat subur.
Tanah humus berwarna kecoklatan dan cocok untuk tanaman kelapa, nanas, dan
padi. Tanah jenis ini banyak terdapat di P. Sumatra, Sulawesi, Jawa Barat,
Kalimantan, dan Papua.
Tanah
humus
2.
Tanah Gambut,
merupakan tanah hasil pembusukan yang kurang sempurna di daerah yang selalu
tergenang air seperti rawa. Tanah ini kurang baik untuk pertanian karena kurang
subur dan selalu tergenang air. Tanah gambut banyak terdapat di Kalimantan
Barat, pantai timur Sumatra, dan pantai selatan-barat Papua.
Tanah
Gambut
c. Tanah Aluvium (Alluvial)
d. Tanah Podzol
Tanah ini terbentuk akibat pengaruh curah hujan
yang tinggi dan suhu yang rendah. Tanah podzol bercirikan miskin unsur hara,
tidak subur, dan berwarna merah sampai kuning. Tanah ini baik untuk tanaman
kelapa dan jambu mete. Tanah podzol banyak dijumpai di daerah pegunungan tinggi
Sumatra, Jabar, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Papua.
e. Tanah Laterit
Tanah laterit adala tanah hasil ‘pencucian’ sehingga
kurang subur, kehilangan unsur hara, dan tandus. Tanah ini awalnya subur namun
karena zat haranya dilarutkan oleh air maka menjadi tidak subur. Warna tanah
ini kekuningan sampai merah. Tanah ini baik untuk kelapa dan jambu mete. Tanah
jenis ini banyak terdapat di Jawa Tengah, Lampung, Jabar, Kal-Bar, dan Sulawesi
Tenggara.
Tanah laterit
f. Tanah Litosol
Tanah litosol adalah tanah hasil
pelapukan batuan beku dan batuan sedimen yang baru terbentuk sehingga
butirannya besar. Ciri-ciri tanah ini yaitu miskin unsur hara dan
mineralnya
masih terikat pada butiran yang besar. Tanah litosol kurang subur
sehingga
hanya cocok bagi tanaman-tanaman besar di hutan. Tanah litosol banya
terdapat
di P. Sumatra, Jawa Tengah dan Timur, Nusa Tenggara, Maluku selatan, dan
Papua.
g. Tanah Kapur
Tanah kapur merupakan hasil pelapukan batuan kapur
(gamping). Tanah ini terbagi jadi dua jenis.
1.
Renzina.
Tanah ini merupakan hasil pelapukan batuan kapur di daerah dengan curah hujan
tinggi. Ciri tanah ini yaitu berwarna hitam dan miskin zat hara. Tanah renzina
banyak terdapat di daerah berkapur seperti Gunung Kidul (Yogyakarta).
2.
Mediteran,
meruapakn hasil pelapukan batuan kapur keras dan batuan sedimen. Warna tanah
ini kemerahan sampai coklat. Tanah jenis ini meski kurang subur namun cocok
untuk tanaman palawija, jati, tembakau, dan jambu mete.
h. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik
bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang
memiliki butir kasar dan berkerikil. Jenis tanah ini dijumpai di mana-mana.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah proses di mana tanah
digemburkan dan dilembekkan dengan menggunakan tangkai kemudi
ataupun penggaru
yang ditarik oleh traktor
maupun bajak
yang ditarik oleh binatang
maupun manusia.
Melalui proses ini, kerak tanah teraduk, sehingga udara
dan cahaya matahari menembus tanah dan
meningkatkan kesuburannya. Sekalipun demikian,
tanah yang sering digarap sering menyebabkan kesuburannya
berkurang.
Tujuan
pengolahan tanah ialah
•
Mencampur dan
menggemburkan tanah
•
Mengendalikan
tanaman pengganggu
•
Mencampur
sisa tanaman dengan tanah
•
Menciptakan/membuat
kondisi tanah untuk pertumbuhan akar yang ideal
Dalam pengolahan tanah terdapat cara-cara untuk mengolah tanah yaitu
dengan cara:
a.
Mencangkul
Mencangkul
biasa di lakukan oleh petani desa yang kurang mampu untuk membeli peralatan
yang modern, akan tetapi mencangkul relatif tidak menyebabkan pemadatan pada
lapisan bawah namun tanah sering terbuka sehingga rawan erosi.
b.
Bajak singkal
Bajak
singkal yang biasa di gunakan dengan menggunakan hewan atau alat tradisional
berupa traktor. Yaitu untuk menggemburkan tanah olahan sampai 30 cm, relatif tidak menyebabkan pemadatan
pada lapisan bawah. Bajak singkal berfungsi membalik tanah dan sekaligus
memendam gulma.
c.
Garu
Sedangkan
garu digunakan untuk menggemburkan tanah dengan menggunakan alat tradisional
yang biasa di gunakan oleh petani secara turun menurun.
Garu
biasanya di gunakan pada tanah yang berlumur atau tanah yang banyak tergenang
air, untu meratakan media tanam.
d.
Rotary
Rotary
merupakan alat modern yang dalam penggunaannya langsung menghancurkan tanah dan
memotong gulma serta memendam dengan menggunakan tenaga penggerak atau diese.
e.
Traktor
Alat
ini dapat membolak-balik tanah dengan kedalaman 20cm, tetapi pada waktu yang
bersamaan roda traktor dapat mengakibatkan pemadatan tanah.
Pola
Penggunaan Lahan Basah dan Lahan Kering
-
Pola penggunaan lahan secara basah
Pengelolaan
lahan basah di Indonesia media dilumpurkan dengan menghancurkan agregat dapat
memudahakan perkolasi,pelarutan hara dan memudahkan tanam.
Memudahkan
pemeliharaan, untuk pengelolaan lahan basah di Indonesia banyak di Tanami
tanaman padi.
-
Pengolahan lahan secara kering
Tanah
kering biasanya di gunakan untuk penanaman tanaman pangan, horti, dan industry.
Lahan
kering yang sering di jumpai di Indonesia di gunakan untuk penanaman tanaman
yang keras dan berkayu,
Sebagian
besar orang Indonesia pengolahannya
menggunakan cangkul.
2.3
Media Tanam Bukan Tanah
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media
tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin
ditanam. Untuk mendapatkan tanaman yang bagus, harus ditentukan media tanam
yang sesuai dengan karakteristik dari tanaman itu sendiri. Berdasarkan jenis
bahan penyusunnya media tanam dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik :
a)
Bahan
Organik
Media
tanam dikatakan dalam kategori bahan organik adalah media tanam yang berasal
dari organisme hidup misalnya yang berasal dari daun,batang,akar, bunga, dan
lain-lain. Bahan organik lebih unggul jika digunakan sebagai media tanam karena
banyak menyadiakan unsur hara bagi tanaman, selain itu juga memiliki pori-pori
makro dengan daya serap yang tinggi. Berikut adalah macam media tanam bahan
organik:
1.
Arang
Arang berasal dari
sisa bakaran kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat cocok digunakan
untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan
tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam )umlah
banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga).
Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang
terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan. Media
tanam ini tidak mudah lapuk sehingga sulit di tumbuhi jamur ataupun cendawan
yang dapat merugikan tanaman. Namun , kelemahannya adalah media ini miskin unsur hara sehingga dalam
pengaplikasiannya ditambahkan dengan pupuk.
2.
Batang
Pakis
Batang pakis
merupakan media tanam yang berasal yang berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga sudah kering.
Pada umumnya yang digunakan untuk media tanam adalah batang pakis hitam. Batang
pakis ini dapat di cacah kecil-keil untuk dujadikan media tanam. Kelemahan ari
media ini adalah kepingan cacahan tersebut sering dihuni oleh binatang kecil
seperti semut dan lainnya. Sedangkan keunggulan dari media ini adalah batang
pakis memiliki sifat-sifat yang mudah mengikat
air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga
mudah ditembus oleh akar tanaman.
3.
Kompos
Kompos merupakan
media tanam yang berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan
sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah
sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat
tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi
fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman. Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam yaitu yang telah
mengalami pelapukan secara sempurna, ditandai dengan perubahan warna dari bahan
pembentuknya (hitam kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah,
dan memiliki suhu ruang.
4.
Moss
Moss merupakan
media tanam yang berasal dari akar paku-pakuan atau kadak yang banyak dijumpai
dihutan. Media tanam sering digunakan dalam membudidayakan tanaman dalam masa
persemaian sampai dengan masa pembungaan. Moss memiliki banyak rongga sehingga
memungkinkan akar tnaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa. Moss memiliki
sifat mengikat air yang baik serta memiliki sistem drainase yang dan aerasi
yang lancar.
5.
Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk
organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang.
Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan
kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam.
Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain
itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu
merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih
mudah untuk diserap oleh tanaman. Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai
media tanam harus yang sudah matang dan steril. Pemilihan pupuk kandang yang
sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang
dapat merusak tanaman.
6.
Sabut
kelapa
Sabut kelapa
merupakan salah satu bahan organik alternatif untuk media tanam. Media tanam
sabut kelapa ini digunakan pada daerah dengan curah hujan yang rendah,karena
jika sabut kelapa berada pada keadaan air yang berlebih akan menyebabkan sabut
lapuk kemudian akan ditumbuhi jamur serta cendawan yang sangat merugikan
tanaman. Kelebihan sabut kelapa sebagai
media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan
menyimpan air dengan kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung
unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K),
natrium (N), dan fosfor (P).
7.
Sekam
padi
Sekam padi adalah kulit biji padi yang sudah digiling. Sekam padi yang
biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar).
Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai
media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga
sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik.Penggunaan sekam bakar
untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah
mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan
karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur, Namun,
sekam bakar cenderung mudah lapuk. Sementara kelebihan sekam mentah sebagai
media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber
kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat
sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah
cenderung miskin akan unsur hara.
8.
Humus
Humus adalah media tanam yang berasal dari segala macam hasil pelapukanjsad
mikro dan merupakan sumber energi dari jasad mikro tersebut. Bahanbahan organik
tersebut bisa berupa jaringan asli tubuh tumbuhan atau binatang mati yang belum
lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan atas
tanah (top soil). Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah dan
memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa menyimpan unsur
hara. Namun, media tanam ini mudah ditumbuhi jamur terlebih ketika terjadi
perubahan suhu, kelembapan, dan aerasi yang ekstrim. Humus Juga memiliki
tingkat porositas yang rendah sehingga akar tanaman tidak mampu menyerap air. Dengan
demikian, sebaiknya penggunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan
media lain yang memiliki porositas tinggi, misalnya tanah dan pasir.
b)
Bahan Anorganik
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral
tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam
bumi. Proses pelapukan tersebut diakibatkan oleh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik,
biologi-mekanik, dan kimiawi. Berikut adalah beberapa macam antara
lain:
1.
Gel
Gel merupakan media tanam bahan anorganik yan berasal dari molekul-molekul
polimer. Hampir semua jenis tanaman hias indoor bisa ditanam dalam media ini,
misalnya philodendron dan anthurium. Namun, gel tidak eaeak untuk tanaman hias
berakar keras, sepert i adenium atau
tanaman hias bonsai. Hal itu bukan dikarenakan ketidakmampuan
gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih dikarenakan pertumbuhan
akar tanaman yang mengeras sehingga bisa membuat vas pecah. Sebagian besar
nursery lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk pengangkutan tanaman
dalam jarak jauh. Tujuannya agar kelembapan tanaman tetap terjaga. Keunggulan
lain dari gel yaitu tetap cantik meskipun bersanding dengan media lain. Di
Jepang gel digunakan sebagai komponen terarium bersama dengan pasir. Gel yang
berwarna-warni dapat memberi kesan hidup pada taman miniatur tersebut.
2.
Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggatikan
fungsi tanah. Media tanam digunakan sebgai media tanam untuk persemaian
benih,pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang. Sifat media tanam
ini adalah cepat kering sehingga akan memudahkan proses pengangkatan bibit
tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain.
Keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat
meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir memiliki pori-pori
makro maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan.
Kohesi dan konsistensi pasar sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air dan
angin. Dengan begitu media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan
intensif sehingga media pasir jarang digunakan untuk membudidayakan tanaman.
3.
Kerikil
Penggunaan media tanam kerikil pada dasarnya adalah sama dengan pasir.
Pori-pori makro pada kerikil lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering
digunakan dalam budidaya tanaman hidroponik. . Penggunaan media ini akan
membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak
menekan pertumbuhan akar. Namun, kerikil memiliki kemampuan mengikat air yang
relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman tidak
dilakukan secara rutin.
4.
Pecahan Batu
bata
Media tanam pecahan batu bata merupakan alternatif untuk media penanaman
dari bahn anorganik. Ukuran pecahan batu bata yang digunakan untuk media tanam
adalah dibuat seperti kerikil karena semakin kecil ukurannya, kemampuan daya
serap batu bata terhadap air maupun unsur hara akan semakin baik. Selain itu,
ukuran yang semakin kecil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembapan di
sekitar akar tanaman berlangsung lebih baik. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan media tanam ini adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu,
kebersihan dan kesterilan pecahan batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh
karena itu, penggunaan media ini perlu ditambahkan dengan pupuk kandang yang
komposisi haranya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Walaupun miskin unsur
hara, media pecahan batu bata tidak mudah melapuk. Dengan demikian, pecahan
batu bata cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki
kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang sering menggunakan
pecahan batu bata sebagai media dasar pot adalah anggrek.
5.
Spons
(florafoam)
Spons bersifat sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan
ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak membutuhkan
pemberat karena setelah direndam atau disiram air akan menjadi berat dengan
sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman.Kelebihan lain dari media tanam
spons adalah tingginya daya serap terhadap air dan unsur hara esensial yang
biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama
karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spons sudah terlihat tidak
layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang
baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spons sering digunakan
sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang
penggunaannya cenderung hanya sementara waktu saja.
6.
Tanah Liat
Media tanam tanah liat ini merupakan tanah yang bertekstur paling halus dan
lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori
berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang
berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang
eukup kuat. Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu
dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan
tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti pasir dan humus
sangat cocok dijadikan sebagai media penyemaian, eangkok, dan bonsai.
7.
Vermikulit dan
Perlit
Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari
pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan Halium. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai campuran media tanam, vermikulit dapat menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya absorpsi air sehingga bisa dengan mudah diserap oleh akar tanaman. Berbeda dengan vermikulit, perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan Vermikulit, yakni menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air. Penggunaan vermikulit dan perlit sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk mengoptimalkan tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara.
pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan Halium. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai campuran media tanam, vermikulit dapat menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya absorpsi air sehingga bisa dengan mudah diserap oleh akar tanaman. Berbeda dengan vermikulit, perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan Vermikulit, yakni menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air. Penggunaan vermikulit dan perlit sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk mengoptimalkan tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara.
8.
Gabus
(styrofoam)
Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari kopolimer
styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Gabus digunakan sebagai campuran campuran media tanam untuk meningkatkan porousitas media tanam. Untuk keperluan ini, styrofoam yang digunakan dalam bentuk yang sudah dihancurkan sehingga menjadi bola-bola kecil, berukuran sebesar biji kedelai. Penambahan styrofoam ke dalam media tanam membuatnya mennjadi riangan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.
styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Gabus digunakan sebagai campuran campuran media tanam untuk meningkatkan porousitas media tanam. Untuk keperluan ini, styrofoam yang digunakan dalam bentuk yang sudah dihancurkan sehingga menjadi bola-bola kecil, berukuran sebesar biji kedelai. Penambahan styrofoam ke dalam media tanam membuatnya mennjadi riangan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa
.2012. Jenis Tanah. http://arisudev.wordpress.com/2011/07/13/berbagai-jenis-tanah-di-indonesia/
Anonymous
c. 2013. Manfaat Tanah Bagi Tanaman. http://green-fruit.blogspot.com/2010/01/peranan-tanah-bagi-pertanian.html
Anonymouse.2012.
Gambar literature. http://www.google.co.id/imgres